Minggu, 26 April 2020

KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENINGKATKANBUDAYA KERJA

KOMUNIKASI ORGANISASI
DALAM MENINGKATKANBUDAYA KERJA
Oleh Suwardi Lubis


Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu interaksi sosial, oleh karena itu berpengaruh dalam dunia kerja. Tempat kerja merupakan suatu komunitas sosial yang memfokuskan pada peran dari komunikasi, sehingga aktivitas kerja dapat dioptimalkan. Penggunaan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal berpengaruh cukup besar pada lingkungan kerja yang diwujudkan dalam visi serta misi perusahaan.
Secara tidak langsung dibutuhkan suatu komunikasi yang efektif dalam menggerakkan jalannya perusahaan, semakin efektif komunikasi yang dibina dalam tiap departemen, maka semakin produktif perilaku karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Dewasa ini, di era keterbukaan membina hubungan dengan pihak luar negeri, membuka peluang tenaga kerja dari luar Indonesia, yang secara tidak langsung berpotensi menimbulkan suatu persoalan adaptasi budaya kerja dan komunikasi dalam perusahaan. Seperti kendala penggunaan bahasa dan bagaimana mensosialisasikan budaya kerja pekerja asing yang mempunyai posisi sebagai atasan kepada para bawahannya yang memiliki latar belakang budaya yang jelas berbeda, sehingga mampu mengoptimalkan produktivitas kerja.

  1. Komunikasi
Komunikasi ada di mana-mana oleh karena itu banyak orang merasa telah mengetahui dan menguasainya. Dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam hubungan dengan orang lain maka kita menggunakan komunikasi, demikian pula di dalam pekerjaan kita melakukan komunikasi agar dapat tercapai tujuan kita. Dalam pekerjaan jenis apa pun selalu komunikasi ini ada, karena komunikasi merupakan sarana untuk berhubungan dengan orang lain.
Umpamnya saja untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari suatu organisasi, maka pimpinan akan berusaha mengkomunikasikannya sebaik mungkin agar bawahan ataupun orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut dapat memahami. Dalam hal ini pimpinan menjadi komunikator, sedangkan orang lain menjadi penerima (komunikan). Komunikasi dapat diartikan sebagai :
  1. Suatu penyampaian energi dari suatu tempat ke tempat yang lain (seperti dalam sistem saraf ataupun penyampaian gelombang-gelombang suaru).
  2. Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
  3. Proses yang dilakukan sistem untuk mempengaruhi sistem lain.

Dalam hal ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
  1. Komuniksi mencakup penciptaan arti atau makna dalam diri penerima. Karena makna tidak dapat dialihkan maka pengirim berusha menciptakan suatu arti atau makna dalam pikiran penerima yang sama dengan makna dalam pikirannya.
  2. Komunikasi melibatkan pengalihan informasi. Pada waktu komunikasi terjadi, seseorang sedang berusaha meneruskan informasi kepada orang lain. informasi dialihkan dengan menggunakan lambang yang dapat berbentuk verbal atau kedua-duanya.
  3. Komunikasi melibatkan ribuan rangsangan potensional. Setiap stimulus dapat menjadi pesan apabila individu memberikan arti kepadanya.

Setiap hubungan interaksional mengandung situasi komunikasi dan proses komunikasinya yang terjadi berbeda-beda untuk setiap hubungan interaksional. Misalnya antara situasi komunikasi dalam kerja dengan situasi komunikasi wawancara ataupun konsultasi, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, maka komunikasi itu pada dasarnya adalah penyampaian dan penerimaan suatu pesan. Pesan itu dapat berbentuk verbal ataupun nonverbal. Bahkan seringkali keduanya tercampur, orang dapat menyatakan sesuatu dan di samping itu lebih menekankan apa yang dikatakan itu dengan suatu gerakan tangan.1

  1. Fungsi – Fungsi Komunikasi

Komunikasi memberi peluang bagi kita untuk melakukan sesuatu yang penting dalam kehidupan, oleh karena itu komunikasi mempunyai fungsi dalam kehidupan seseorang, di bawah ini dijelaskan fungsi-fungsinya sebagai berikut :
  1. Pertumbuhan Individu
Kita berkembang dan tumbuh melalui komunikasi dengan lingkungan. Makin banyak pengalaman yang kita peroleh makin berkembang kita sebagai manusia.
  1. Belajar
Erat hubungannya dengan pertumbuhan adalah proses belajar. Dalam hubungan ini belajar berarti mengumpulkan informasi sedangkan pertumbuhan mencakup kepribadian secara keseluruhan.
  1. Kesadaran diri
Kita sadar akan diri kita terutama berkat komunikasi. Kita mendapatkan informasi dari orang lain (langsung atau tidak langsung) tentang diri kita.
  1. Integrasi dan lingkungan
Kita semua ada dalam suatu dunia yang terdiri dari manusia, ide, ruang/tempat, dan benda-benda. Dunia yang dimaksud adalah lingkungan perseptual sering pula disebut kerangka acuan. Untuk hidup dalam dunia perseptual, kita harus mengubah pikiran dan tingkah laku kita terus menerus.

Ada beberapa ciri umum komunikasi antara lain sebagai berikut :
  1. Dinamis dan berkelanjutan
Maksudnya bahwa proses memberi dan menerima informasi akan berlangsung terus tanpa henti-hentinya.
  1. Fungsional dan bertujuan
Komunikasi membantu manusia mendapatkan apa yang diinginkan, membantu mencapai tujuan atau mendapatkan pengukuhan sosial. Dengan komunikasi manusia berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka dan menjadikannya sesuatu yang bermakna.
  1. Bersifat sosial
Pada waktu kita berusaha menyederhanakan dan memberikan kepastian tertentu pada lingkungan kita, maka berkembanglah keterampilan kita sehingga mampu berkomunikasi dengan orang lain.
  1. Bersifat kompleks
Komunikasi diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Proses komunikasi tidaklah sederhana karena melibatkan manusia yang komplek dan sukar diramalkan. Tingkahlaku, sikap, orientasi nilai, presepsi dan ide manusia terlibat dalam proses komunikasi.2

  1. Dimensi Komunikasi
Proses penyampaian pesan ataupun pertukaran informasi mempunyai berbagai dimensi :
  1. Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi verbal merupakan suatu proses pertukaran pengertian yang menggunakan kata-kata. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan proses penyampain pesan tanpa menggunakan kata-kata, seperti ekspresi wajah, gerakan tangan, gerakan tubuh dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang sering melakukan komunikasi verbal maupun nonverbal. Misalnya orang sedang marah, disamping mengeluarkan kata-kata keras atau memaki ia juga melotot dan tangannya memukul meja maupun menuding – nuding muka orang yang dimarahinya.
Dengan kata lain, orang dapat menyatakan sesuatu dan disamping itu lebih menekankan apa yang diakatakan itu dengan gerakan tangan, dan dapat juga terjadi orang yang menyatakan sesuatu, tetapi nada suaranya mengingkari apa yang dikatakannya itu.
  1. Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah
Pada komunikasi seperti ini maka yang ditekannkan adalah arus pesan. Pada komunikasi satu arah, pesan hanya mengalir pada pengirim pesan. Di lain pihak pada komunikasi dua arah pesan mengalir baik dari pengirim pesan maupun penerima. Pada umumnya komunikasi dua arah menunjukkan hasil yang lebih baik daripada komunikasi satu arah.
Komunikasi satu arah pada umunya :
  1. Lebih cepat dan efisien
  2. Tampak lebih rapi dan beraturan
  3. Kurang cermat
  4. Digunakan apabila komunikator ingin agar kesalahan – kesalahnnya tidak diketahui
  5. Apabila ia ingin melindungi kekuasaanya dengan cara menyalahkan penerima bahwa pesan tidak diterima
Komunikasi dua arah :
  1. Lebih lambat tetapi lebih cermat
  2. Penerima merasa lebih yakin akan dirinya
  3. Tampak lebih kacau dan ramai, karena terjadi banyak interupsi, ungkapan perasaan, permintaan akan penjelasan dan sebagainya.
  4. Komunikator merasa lebih rawan, lebih mudah dikecam karena penerima dapat melihat kesalahan dan kehilafan yang terjadi.3

  1. Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Budaya Kerja
Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif interaktif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaiman mereka terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
Sifat penting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan penanganan kegiatan anggota organisasi, bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan maknanya bergantung pada konsepsi seseorang mengenai organisasi. Bila organisasi dianggap sebagai suatu struktur yang telah ada seblumnya, maka komunikasi dapat dianggap sebagai substansi nyata yang mengalir ke atas, ke bawah dan ke samping dalam suatu wadah. Dalam pandangan itu, komunikasi berfungsi mencapai tujuan dari sistem organisasi. Fungsi-fungsi komunikasi lebih khusus meliputi pesan – pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan, motivasi, integratif dan inovasi.
Komunikasi bukan sekedar alat yang menggambarkan pikiran, namun ia adalah pikiran dan ia adalah pengetahuan suatu dunia tertentu diciptakan dalam komunikasi, dan setiap penafsiran komunikasi tersebut harus mempertimbangkan konteks yang memungkinkan terjadinya praktik-praktik komunikasi.
Membahas tentang masalah organisasi, maka manusialah yang menjadi subyek utama dalam menjalankannya. Secara esensial hubungan antara dua orang atau lebih dengan memiliki kepentingan bersama dapat disebut sebagai organisasi, dalam suatu perusahaan dapat dipastikan bahwa kepentingan bersama teruang dalam visi serta misi perusahaan tersebut.
Ada dua tipe hubungan manusiawi penting yang bersifat organisasional, yaitu :
  1. Hubungan antar manajer dan pekerjaan
  2. Hubungan antar pekerjaan dengan pekerjaan lain yang di dalam organisasi.
Tidak dapat dipungkiri adanya suatu interaksi kebutuhan dalam suatu perusahaan antara kebutuhan perusahaan itu sendiri dengan kebutuhan karyawan. Setiap karyawan memiliki kebutuhan pribadi yang secara tidak langsung masuk dalam kehidupan kerjanya. Hal tersebut sangat mempengaruhi motivasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Hawkins bahwa kekuatan besar mampu berperan penting dalam pengambilan keputusan dan kesuksesan menjalankan usaha dengan menekannkan kedekatan personal dan pemahaman karakter budaya secara individu.
Kebutuhan individu akan prestasi merupakan salah satu faktor dominan dalam dunia kerja dimana individu dapat merasakan bahwa apa yang dikerjakannya dihargai dan memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dan hal ini bergantung kepada sejauh mana motivasinya untuk meraih kesuksesan, kemungkinan mendapatkan kesuksesan, serta penghargaan yang diberikan oleh perusahaan.
Kebutuhan individu inilah yang menjadi faktor pendorong individu dalam bekerja/perilaku organisasi. Melalui pemahaman diatas akan kebutuhan-kebutuhan manusiawi dapat diciptakan suatu iklim dalam dunia kerja yang mampu memotivasi individu untuk terus berkarya secara optimal.
Disamping kebutuhan-kebutuhan tersebut, inidividu memiliki harapan terhadap apa yang telah ataupun akan dikerjakan. Keadaan tersebut juga perlu mendapatkan perhatian yang serius dimana individu secara psikologis merasakan kepuasan dalam melakukan pekerjaan jika harapannya sesuai dengan apa yang diterima setelah menyelesaikan suatu pekerjaan, di mana hal ini berpengaruh dengan kinerja individu untuk melakukan pekerjaan lainnya.4













DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno Edy. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta : Prenada Media Group.


1 Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta : Prenada Media Group, 2011), h. 41
2 Ibid., h. 43
3 Ibid., h. 45

4 Ibid., h. 47